Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Internasional    
 
Penembakan
Pelaku Penembakan Sekolah Yahudi Rekam Aksinya
Wednesday 21 Mar 2012 17:43:37

Presiden Nicholas Sarkozy, tengah, mengheningkan cipta bersama para murid dan orang tua (Foto: AFP Photo)
PARIS (BeritaHUKUM.com) – Terduga pelaku pembunuhan terhadap empat orang yang bersekolah Yahudi di Toulouse, diketahui membawa kamera di lehernya. Hal ini diduga sengaja dilakukannya untuk merekam aksinya tersebut.

Menteri Dalam Negeri Prancis Claude Gueant mengatakan, kamera itu adalah sebuah petunjuk yang membantu polisi menyusun profil pelaku, seiring dengan meningkatnya upaya pencarian dan diberlakukannya status siaga teror tertinggi di kawasan itu.

Polisi mengaitkan serangan itu dengan dua penembakan pekan lalu, yang menewaskan tiga tentara keturunan Afrika Timur. Senjata dan sepeda motor diduga sama dengan yang digunakan dalam semua serangan itu.

Sekitar 250 penyidik mengejar dua fokus utama penyelidikan, yaitu kelompok ekstrimis kanan atau Islam. “Penyelidikan telah berlangsung terkait dengan sejumlah tentara yang dikeluarkan dari angkatan bersenjata dan kemungkinan ingin membalas dendam... atau mereka yang mungkin pernah menyerukan opini neo-Nazi,” kata Gueant, seperti dikutip kantor berita Reuters, Rabu (21/3).

Sedangkan merujuk pada kamera, menteri mengatakan, pihkanya telah menerima informasi mengenai petunjuk tersebut. Pelaku mengenakan video kamera yang diikat dengan tali ke dada, dan seorang saksi telah mengatakan melihat pelaku mengenakan alat tersebut."

Dirinya pun tidak mengetahui jika lelaki itu telah merekam segalanya. Pria pembunuh ini dideskripsikan sebagai seseorang yang sangat dingin, sangat gigih, dan memiliki kontrol diri yang sangat kuat serta sangat sadis. “Kamera itu merekam video dengan sudut lebar yang bisa ditonton di komputer. Saya merasa bahwa hal itu dapat menguatkan profil psikologis pelaku," imbuh dia. .

Sementara sekolah-sekolah di Prancis melakukan hening cipta selama satu menit pada Selasa (20 Maret). Sedangkan pemerintah Perancis untuk pertama kalinya menetapkan status "siaga merah" sepanjang dalam sejarah negeri tersebut.

Namun hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa polisi akan segera melakukan penangkapan. Tapi siaga merah memungkinkan penegak hukum untuk "mengusik" warga dan menerapkan peraturan penggeledahan keamanan, termasuk melakukan patroli gabungan polisi dan militer serta kekuasaan untuk menghentikan transportasi publik dan menutup sekolah.(bbc/sya)


 
Berita Terkait Penembakan
 
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu
Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket
Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]